Selasa, 09 April 2013

SIAPAKAH KAHLIL GIBRAN

BIOGRAFI
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kahlil Gibran, atau Gibran Khalil Gibran, adalah seorang penyair yang sudah sangat mendunia. Saya menulis biografi tentang beliau, dikarenakan saya mengetahui kehebatan beliau akan menulis karya sastra. Kehebatan beliau dalam merangkai kata-kata begitu mengaggumkan dan menurut saya, siapa saja yang membaca karyanya akan terpukau, kata-katanya seakan terkena sihir, begitu indah sehingga pembaca pun terhanyut dalam permainan kata-kata dari sang penyair legendaris tersebut. Jadi, latar belakang saya menulis biografi tentang Kahlil gibran adalah untuk memberikan kepada pembaca tentang eksitensi dan pengaruh beliau terhadap kehidupan sastra pada zaman dahulu.
Rumusan masalah
• Siapa kahlil gibran?
• Bagaimana perjalanan hidup beliau?
• Seberapa lama beliau terjun dalam dunia sastra/penyair?
• Penghargaan apap saja yang pernah beiau terima?
• Kapan beliau wafat?
Tujuan
Tujuan saya dalam membuat biografi ini adalah supaya pembaca mengenal dan mengetahui siapa itu Kahlil Gibran.
Manfaat/kegunaan penulisan
Saya berharap biografi ini dapat membantu pembaca dalam mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang siapa itu Kahlil Gibran. Dan semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca tentang karya sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
Kahlil Gibran (juga dieja Khalil Gibran; lahir Gibran Khalil Gibran, bahasa Arab: جبران خليل جبران, (6 Januari 1883 – 10 April 1931) adalah seorang seniman, penyair, dan penulis Lebanon Amerika. Ia lahir di Lebanon (saat itu masuk Provinsi Suriah di Khilafah Turki Utsmani) dan menghabiskan sebagian besar masa produktifnya di Amerika Serikat.
Kehidupan awal
Kahlil Gibran lahir di Basyari, Libanon dari keluarga katholik-maronit. (Bsharri) sendiri merupakan daerah yang kerap disinggahi [[badai]], [[gempa]] serta [[petir]]. Tak heran bila sejak kecil, mata Gibran sudah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam tersebut. Inilah yang nantinya banyak mempengaruhi tulisan-tulisannya tentang alam.
Pada usia 10 tahun, bersama ibu dan kedua adik perempuannya, Gibran pindah ke [[Boston, Massachusetts]], Amerika Serikat. Tak heran bila kemudian Gibran kecil mengalami kejutan budaya, seperti yang banyak dialami oleh para imigran lain yang berhamburan datang ke Amerika Serikat pada akhir [[abad ke-19]]. Keceriaan Gibran di bangku sekolah umum di [[Boston]], diisi dengan masa akulturasinya maka bahasa dan gayanya dibentuk oleh corak kehidupan Amerika. Namun, proses Amerikanisasi Gibran hanya berlangsung selama tiga tahun karena setelah itu dia kembali ke [[Beirut]], di mana dia belajar di Madrasah Al-Hikmat sejak tahun [[1898]] sampai [[1901]].
[[Berkas:Khali Gibran.jpg|thumb|Foto Kahlil Gibran oleh [[Fred Holland Day]], skt. 1898.]]
Selama awal masa remaja, visinya tentang tanah kelahiran dan masa depannya mulai terbentuk. [[Kesultanan Usmaniyah]] yang sudah lemah, sifat munafik organisasi gereja, dan peran kaum wanita [[Asia Barat]] yang sekadar sebagai pengabdi, mengilhami cara pandangnya yang kemudian dituangkan ke dalam karya-karyanya yang berbahasa Arab.
Gibran meninggalkan tanah airnya lagi saat ia berusia 19 tahun, namun ingatannya tak pernah bisa lepas dari Lebanon. Lebanon sudah menjadi inspirasinya. Di Boston dia menulis tentang negerinya itu untuk mengekspresikan dirinya. Ini yang kemudian justru memberinya kebebasan untuk menggabungkan 2 pengalaman budayanya yang berbeda menjadi satu.
Gibran menulis drama pertamanya di [[Paris]] dari tahun 1901 hingga [[1902]]. Tatkala itu usianya menginjak 20 tahun. Karya pertamanya, “Spirits Rebellious” ditulis di Boston dan diterbitkan di [[New York City]], yang berisi empat cerita kontemporer sebagai sindiran keras yang menyerang orang-orang korup yang dilihatnya. Akibatnya, Gibran menerima hukuman berupa pengucilan dari [[gereja Maronit]]. Akan tetapi, sindiran-sindiran Gibran itu tiba-tiba dianggap sebagai harapan dan suara pembebasan bagi kaum tertindas di Asia Barat.
Masa-masa pembentukan diri selama di Paris cerai-berai ketika Gibran menerima kabar dari Konsulat Jendral Turki, bahwa sebuah tragedi telah menghancurkan keluarganya. Adik perempuannya yang paling muda berumur 15 tahun, Sultana, meninggal karena TBC.
Gibran segera kembali ke Boston. Kakaknya, Peter, seorang pelayan toko yang menjadi tumpuan hidup saudara-saudara dan ibunya juga meninggal karena [[TBC]]. Ibu yang memuja dan dipujanya, Kamilah, juga telah meninggal dunia karena tumor ganas. Hanya adiknya, Marianna, yang masih tersisa, dan ia dihantui trauma penyakit dan kemiskinan keluarganya. Kematian anggota keluarga yang sangat dicintainya itu terjadi antara bulan [[Maret]] dan [[Juni]] tahun [[1903]]. Gibran dan adiknya lantas harus menyangga sebuah keluarga yang tidak lengkap ini dan berusaha keras untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Di tahun-tahun awal kehidupan mereka berdua, Marianna membiayai penerbitan karya-karya Gibran dengan biaya yang diperoleh dari hasil menjahit di Miss Teahan’s Gowns. Berkat kerja keras adiknya itu, Gibran dapat meneruskan karier keseniman dan kesasteraannya yang masih awal.
Pada tahun 1908 Gibran singgah di Paris lagi. Di sini dia hidup senang karena secara rutin menerima cukup uang dari Mary Haskell, seorang wanita kepala sekolah yang berusia 10 tahun lebih tua namun dikenal memiliki hubungan khusus dengannya sejak masih tinggal di Boston. Dari tahun 1909 sampai 1910, dia belajar di School of Beaux Arts dan Julian Academy. Kembali ke Boston, Gibran mendirikan sebuah studio di West Cedar Street di bagian kota Beacon Hill. Ia juga mengambil alih pembiayaan keluarganya.
=== Amerika Serikat ===
Pada tahun 1911 Gibran pindah ke kota New York. Di New York Gibran bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, sebuah bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis dan menulis.
Sebelum tahun 1912 “Broken Wings” telah diterbitkan dalam Bahasa Arab. Buku ini bercerita tentang cinta Selma Karami kepada seorang muridnya. Namun, Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum akhirnya menikah dengan suami yang merupakan seorang [[uskup]] yang oportunis. Karya Gibran ini sering dianggap sebagai [[otobiografi]]nya.
Pengaruh “Broken Wings” terasa sangat besar di [[dunia Arab]] karena di sini untuk pertama kalinya wanita-wanita Arab yang dinomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka adalah istri yang memiliki hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang diatur dalam perkawinan. Cetakan pertama “Broken Wings” ini dipersembahkan untuk Mary Haskell.
Gibran sangat produktif dan hidupnya mengalami banyak perbedaan pada tahun-tahun berikutnya. Selain menulis dalam bahasa Arab, dia juga terus menyempurnakan penguasaan [[bahasa Inggris]]nya dan mengembangkan kesenimanannya. Ketika terjadi perang besar di Lebanon, Gibran menjadi seorang pengamat dari kalangan nonpemerintah bagi masyarakat [[Suriah Amerika|Suriah]] yang tinggal di Amerika.
Ketika Gibran dewasa, pandangannya mengenai dunia Timur meredup. [[Pierre Loti]], seorang novelis Perancis, yang sangat terpikat dengan dunia Timur pernah berkata pada Gibran, kalau hal ini sangat mengenaskan! Disadari atau tidak, Gibran memang telah belajar untuk mengagumi kehebatan Barat.
Karya dan kepengarangan
Sebelum tahun [[1918]], Gibran sudah siap meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, “The Madman”, “His Parables and Poems”. Persahabatan yang erat antara Mary tergambar dalam “The Madman”. Setelah “The Madman”, buku Gibran yang berbahasa Inggris adalah “Twenty Drawing”, 1919; “The Forerunne”, [[1920]]; dan “[[Sang Nabi]]” pada tahun [[1923]], karya-karya itu adalah suatu cara agar dirinya memahami dunia sebagai orang dewasa dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, ditulis dalam bahasa Arab, namun tidak dipublikasikan dan kemudian dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun [[1918]]-[[1922]].
Sebelum terbitnya “Sang Nabi”, hubungan dekat antara Mary dan Gibran mulai tidak jelas. Mary dilamar Florance Minis, seorang pengusaha kaya dari [[Georgia, Amerika Serikat|Georgia]]. Ia menawarkan pada Mary sebuah kehidupan mewah dan mendesaknya agar melepaskan tanggung jawab pendidikannya. Walau hubungan Mary dan Gibran pada mulanya diwarnai dengan berbagai pertimbangan dan diskusi mengenai kemungkinan pernikahan mereka, namun pada dasarnya prinsip-prinsip Mary selama ini banyak yang berbeda dengan Gibran. Ketidaksabaran mereka dalam membina hubungan dekat dan penolakan mereka terhadap ikatan perkawinan dengan jelas telah merasuk ke dalam hubungan tersebut. Akhirnya Mary menerima Florance Minis.
Pada tahun 1920 Gibran mendirikan sebuah asosiasi penulis Arab yang dinamakan Arrabithah Al Alamia (Ikatan Penulis). Tujuan ikatan ini merombak kesusastraan Arab yang stagnan. Seiring dengan naiknya reputasi Gibran, ia memiliki banyak pengagum. Salah satunya adalah Barbara Young. Ia mengenal Gibran setelah membaca “Sang Nabi”. Barbara Young sendiri merupakan pemilik sebuah toko buku yang sebelumnya menjadi guru bahasa Inggris. Selama 8 tahun tinggal di New York, Barbara Young ikut aktif dalam kegiatan studio Gibran.
Gibran menyelesaikan “Sand and Foam” tahun [[1926]], dan “Jesus the Son of Man” pada tahun [[1928]]. Ia juga membacakan naskah drama tulisannya, “Lazarus” pada tanggal 6 Januari 1929. Setelah itu Gibran menyelesaikan “The Earth Gods” pada tahun 1931. Karyanya yang lain “The Wanderer”, yang selama ini ada di tangan Mary, diterbitkan tanpa nama pada tahun [[1932]], setelah kematiannya. Juga tulisannya yang lain “The Garden of the Propeth”.
Macam-macam karya Kahlil Gibran
• “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…” (Kahlil Gibran)
• Bila cinta memanggilmu, turutilah bersamanya
Kendati jalan yang mesti engkau sangat keras dan terjal
Ketika sayap-sayapnya merangkulmu, maka berserah dirilah padanya
Sekalipun pedang-pedang yang bersemayam di balik sayap-sayap itu barangkali akan melukaimu. Ketika ia bertututr kepadamu, maka percayalah padanya. Walaupun suaranya akan memporandakan mimpi-mimpimu laksana angin utara yang meluluh-lantakkan tetanaman. Cinta akan memahkotai dan menyalibmu. Menyuburkan dan mematikanmu. Membubungkanmu terbang tinggi, mengelus pucuk-pucuk rerantinganmu yang lentik dan menerbangkanmu ke wajah matahari. Namun cinta juga akan mencekik dan menguru-uruk akar-akarmu sampai tercabut dari perut bumi. Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya. Melolosmu sampai engkau bugil bulat. Mengulitimu sampai engkau terlepas dari kulit luarmu. Melumatmu untuk memutihkanmu. Meremukkanmu sampai engkau menjelma liat
Lantas, Cinta akan membopongmu ke kobar api sucinya. Sampai engkau berubah menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan. Cinta melakukan semua itu hanya untukmu sampai engkau berhasil menguak rahasia hatimu sendiri. Agar dalam pengertianmu itu engkau sanggup menjadi bagian dari kehidupan. Jangan sekali-kali engkau ijinkan ketakutan bersemayam di hatimu. Supaya engkau tidak memperbudak cinta hanya demi meraup kesenangan. Sebab memang akanjauh lebih mulia bagimu. Untuk segera menutupi aurat bugilmu dan meninggalkan altar pemujaan cinta. Memasuki alam yang tak mengenal musim. Yang akan membuatmu bebas tersenyum, tawa yang bukan bahak, hingga engkaupun akan menangis, air mata yang bukan tangisan. Cinta tak akan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri. Dan tidak sekali-kali menuntut apapun kecuali wujudnya sendiri itu pula. Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai. Lantaran cinta terlahir hanya demi cinta. Manakala engkau bercinta, jangan pernah tuturkan “Tuhan bersemayam di dalam lubuk hatiku.”. Namun ucapkanlah “Aku tengah bersemayam di dalam lubuk hati Tuhan.”. Jangan pula engkau mengira bahwa engkau mampu menciptakan jalanmu sendiri.. Sebab hanya dengan seijin cintalah jalanmu akan terkuak. Cinta tidak pernah mengambisikan apapun kecuali pemuasan dirinya sendiri. Tetapi bila engkau mencintai dan terpaksa mesti menyimpan hasrat, maka jadikanlah hasratmu seperti ini. Melumatkan diri dan menjelma anak-anak sungai yang gemericik mengumandangkan tembang ke ranjang malam. Memahami nyerinya rasa kelembutan. Berdarah oleh pandanganmu sendiri terhadap cinta. Menanggung luka dengan hati yang penuh tulus nan bahagia. Bangkit di kala fajar dengan hati mengepakkan sayap-sayap
Dan melambaikan rasa syukur untuk limpahan hari yang berbalur cinta. Merenungkan muara-muara cinta sambil beristirahat di siang hari. Dan kembali di kala senja dengan puja yang menyesaki rongga hati. Lantas, engkaupun berangkat ke peraduanmu dengan secarik doa. Yang disulurkan kepada sang tercinta di dalam hatimu. Yang diiringi seuntai irama pujian yang meriasi bibirmu.
• Penyiksaan tidak membuat manusia tak bersalah jadi menderita: penindasan pun tak dapat menghancurkan manusia yang berada di pihak Kebenaran: Socrates tersenyum ketika disuruh minum racun, dan Stephen tersenyum ketika dihujani dengan lemparan batu. Yang benar-benar menyakitkan hati ialah kesedaran kita yang menentang penyiksaan dan penindasan itu, dan terasa pedih bila kita mengkhianatinya.
Contoh salah satu buku karya Kahlil Gibran (Sayap-Sayap Patah)
Wahai langit …. Tanyakan pada-Nya Mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini …. Begitu rapuh dan mudah terluka …. Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta Begitu kuat dan kokoh …. Saat berselimut cinta dan asa …. Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini …. Mengisi kekosongan di dalamnya Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih Menimbulkan segudang tanya …. Menghimpun berjuta asa …. Memberikan semangat juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira …. Mengapa Dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa …. Menghimpit bayangan …. Menyesakkan dada …. Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa …. Wahai ilalang …. Pernahkan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini ? Mengapa kau hanya diam …. Katakan padaku …. Sebuah kata yang bisa meredam gejolak jiwa ini …. Sesuatu yang dibutuhkan raga ini …. Sebagai pengobat rasa sakit yang tak terkendali …. Desiran angin membuat berisik dirimu ….
Seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku …. Aku tak tahu apa maksudmu …. Hanya menduga …. Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana …. Menunggumu dengan setia …. Menghargai apa arti cinta …. Hati terjatuh dan terluka …. Merobek malam menoreh seribu duka …. Kukepakkan sayap – sayap patahku …. Mengikuti hembusan angin yang berlalu …. Menancapkan rindu …. Di sudut hati yang beku …. Dia retak, hancur bagai serpihan cermin …. Berserakan …. Sebelum hilang diterpa angin …. Sambil terduduk lemah Ku coba kembali mengais sisa hati …. Bercampur baur dengan debu …. Ingin ku rengkuh …. Ku gapai kepingan di sudut hati …. Hanya bayangan yang ku dapat …. Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya …. Tak sanggup kukepakkan kembali sayap ini …. Ia telah patah …. Tertusuk duri yang tajam …. Hanya bisa meratap …. Meringis …. Mencoba menggapai sebuah pegangan ….

Tidak ada komentar: