5 Teknologi yang Dapat Merusak Sperma
Kecanggihan teknologi yang bisa kita nikmati sekarang ini ternyata
tidak hanya memiliki dampak positif, namun juga memiliki dampak
negatif.
Yang paling berbahaya adalah teknologi tersebut bisa saja merusak
kualitas sperma bagi pria. Berikut adalah 5 teknologi yang bisa merusak
sperma.
1. Sinyal WiFi

Sinyal WiFi/Kaskus.co.id
Sebuah penelitian di Argentina yang dimuat di jurnalFertility and Sterility membuktikan, sinyal WiFi memiliki
efek
merusak sperma. Saat diletakkan di dekat jaringan WiFi, 24 persen
sampel sperma akhirnya mati dalam waktu 4 jam sedangkan sampel lain yang
diletakkan pada jarak lebih jauh hanya 14 persen yang mati.
2. Radiasi Ponsel

Radiasi ponsel
Meski
masih kontroversial, hasil penelitian di Queen’s University menunjukkan
bahwa radiasi gelombang elektromaknetik yang terpancar dari ponsel bisa
mengganggu proses pematangan sperma. Bahkan tidak cuma saat digunakan
untuk telepon, dalam posisi
stand by sekalipun radiasinya bisa meningkatkan risiko mandul sebesar 30 persen.
3. Getaran mesin kendaraan

Mengendarai motor
Seorang
laki-laki di California, Henry Wolf mengalami ereksi permanen atau
priaprism sejak tahun 2010 gara-gara terlalu lama berkendara dengan
motor BMW-nya. Getaran mesin yang terlalu kuat diduga sebagai pemicunya.
Meski masih kontroversial, getaran mesin diyakini berhubungan dengan
kemampuan ereksi. Hasil penelitian di Jepang misalnya, getaran mesin
forklift justru meningkatkan risiko impotensi bagi para pekerja industri.
4. Panas laptop

Laptop panas
Kebiasaan
memangku laptop menyala sangat buruk akibatnya bagi para lelaki.
Contohnya pasangan muda di Inggris, Scott Reed (30) dan Laura Reed (30)
yang selalu gagal punya anak pada bulan-bulan pertama pernikahannya.
Setelah diperiksa, terungkap bahwa kebiasaan Scott memangku laptop telah
memanggang spermanya hingga keriting sehingga tidak bisa membuahi
pasangannya.
5. Wajan anti lengket

Wajan anti lengket
Beberapa
jenis wajan anti lengket dibuat dengan bahan asam perfluoroalkyl
sebagai campuran pelapisnya. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal
Environmental Health Perspectives membuktikan, bahan tersebut bisa
mengurangi produksi sperma laki-laki sebanyak 50 persen. (Kaskus/tom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar